Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

AKU ADA KARENA BUKAN SESUATU YANG DATANG DARI LUAR DIRIKU

OLEH: SALMAN AHMAD RIDWAN Mengapa Aku? Aku disini dimaksudkan untuk mempertegas kembali tentang posisi manusia sebagai subjek yang memiliki kesadaran. Dan kesadaran merupakan suatu pembahasan yang menarik untuk diperbincangkan hingga saat ini. Di dalam kehidupan kita saat ini, kita perlu mempertegas kembali bahwa, kita merupakan manusia yang dalam kehidupannya berperan sebagai subjek yang memiliki kesadaran secara eksistensial. Mengapa? Karena sampai saat ini, di dalam kehidupan kita, kita telah banyak menjumpai bahkan mengalami hal-hal yang sangat memprihatinkan. Sebut saja prilaku masyarakat dalam mengkonsumsi barang-barang produksi secara berlebihan (konsumerisme), maraknya praktik hedonisme ekstrem, bahkan pada tingkat munculnya praktik-praktik kekerasan atas nama agama, ideologi, suku, dan budaya. Itu semua jelas secara terang-terangan telah membuat gambaran buram pada potret kehidupan kita sebagai manusia yang memiliki kesadaran dan kebebasan otonom. Potret buram itu pu

Tentang Kehendak Untuk Berkuasa

“jika tubuh ini hidup dan tidak mati, tubuh ini tetap harus memperlakukan tubuh-tubuh lain sama seperti ia melakukan tubuhnya sendiri. Tubuh itu sendiri tetap melakukan pembadanan dari kehendak untuk berkuasa, tubuh kita ingin tumbuh, menyebar, memegang, memenangkan dominasi – bukan karena soal moralitas, melainkan karena tubuh itu hidup, dan karena itu sendiri adalah kehendak untuk berkuasa”. (Nietzche, dalam “Beyond Good and Evil”, 2002). Hari ini saya dibayangi oleh perenungan filsafat tentang konsep kehendak untuk berkuasa. Konsep kehendak untuk berkuasa adalah suatu konsep filsafat yang dipopulerkan oleh seorang filsuf kelahiran Jerman, yaitu Freiderich Nietzche (1844-1900). Menurut saya, Nietzche adalah filsuf yang memiliki pengaruh besar dalam perjalan sejarah filsafat. Pemikirannya banyak mempengaruhi para pemikir filsafat sesudahnya, baik itu para pemikir filsafat di abad ke-20 bahkan pemikir filsafat di abad ke-21. Dan khususnya bagi para pemikir filsafat postmoder